5 Penyebab Kegemukan

Yang melihat terkadang tertawa lucu, namun yang empunya tubuh sering kali risih. Itulah yang terjadi ketika seorang yang berbadan teramat subur alias gemuk tampil di depan umum. Tak pelak, kegemukan sering kali menimbulkan banyak masalah bagi yang mengalaminya. Orang gemuk merasa tubuhnya kurang indah, tak mudah memperoleh pakaian yang pantas dan cocok di badan. Akibatnya, mereka lebih sulit tampil menarik dibandingkan dengan orang yang tubuhnya normal. 

Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa orang gemuk lebih besar kemungkinannya untuk menderita tekanan darah tinggi, penyakit jantung, perdarahan otak, diabetes, artritis, dan bahkan kanker. 

Kegemukan mengganggu kenyamanan bergerak. Hal itu disebabkan karena tungkai dan kaki yang harus memikul peredaran darah tidak lancar. Selain itu juga tungkai dan kaki harus memikul beban yang berat sehingga sering merasa lelah atau bahkan sakit. 

Tubuh yang teramat subur juga sering mendatangkan komentar yang mengecilkan hati. Akibatnya, orang gemuk menarik diri dari berbagai kegiatan yang sebenarnya disukainya dan berguna baginya, umpamanya menari, berenang, dsb. Karena khawatir mendengar komentar yang menyakitkan hati. 

Sebenarnya penyebab kegemukan itu cuma satu, yaitu kalori yang masuk lebih banyak daripada yang dikeluarkan. Memang ada orang yang lebih cepat gemuk dibandingkan dengan orang yang lain. Secara garis besar, seperti yang dipaparkan dalam Kiat Mengatasi Kegemukan, penyebab kegemukan itu bisa dibagi menjadi lima, yaitu: 

1. Akibat kurang berolahraga

Dengan melakukan berbagai kegiatan jasmani secara teratur, berarti kita membuang Kalori. Selain bermanfaat bagi kesehatan secara keseluruhan, olahraga sangat dianjurkan untuk mengurangi berat tubuh, di samping diet. Dengan berolahraga, peredaran darah tentunya akan berjalan lancar, sehingga kebutuhan jaringan, organ, dan tubuh akan zat-zat gizi bisa terpenuhi, sehingga bisa menjalankan fungsinya dengan baik.  

Kurang gerak banyak dialami oleh orang dewasa yang sudah mapan. Misalkan, seseorang saat masih menjadi seorang pemuda sering bermain sepakbola, basket, berlari, maka setelah mempunyai kedudukan sering tak punya waktu untuk berolahraga. Tas saja harus ditentengkan oleh orang lain. Bahkan mungkin saja membuka pintu mobil yang hampir tak mengeluarkan tenaga pun dilakukan oleh orang lain. Akibat semua perlakuan ini tentu saja akan mengurangi pengeluaran tenaga secara rutin dan tahu-tahu lemak sudah menumpuk di perut dan tanpa disadari tahu-tahu tubuh sudah semakin gemuk. 

2. Kebiasaan makan yang keliru

Setiap orang tentu memiliki kebiasaan makan dalam keseharian. Meskipun rata-rata orang Indonesia memiliki pola makan yang hampir bisa dikatakan sama, tapi pada kenyataannya belum tentu sama dalam jumlah yang dikonsumsinya. 

Umpamanya, kebiasaan mengkonsumsi makanan yang mengandung banyak hidrat arang dengan lemak yang berlebihan. Contoh makanan yang kaya hidrat arang dan kaya lemak adalah kue-kue yang dibuat dengan menggunakan banyak tepung, gula (keduanya hidrat arang), dan lemak (mentega, margarin, santan), seperti kue lapis legit, kue lapis, atau donat. Jangankan bersama lemak, hidrat arang sendiri pun apabila dikonsumsi secara berlebihan - dan sering - akan membuat seseorang mudah gemuk. Umpamanya, teh manis. Soalnya, hidrat arang sangat mudah dipecah oleh tubuh. Dengan sedikit oksigen saja hidrat arang sudah dapat diubah menjadi energi. Kalau tidak dipakai, lama-kelamaan timbunan energi di dalam tubuh itu akan disimpan dalam bentuk lemak, sehingga akan menggemukkan tubuh. 

3. Faktor kejiwaan

Tiap orang mempunyai cara sendiri untuk mengatasi masalah yang sedang dihadapinya. Ada orang-orang tertentu yang kalau sedang risau lantas lari ke makanan. Artinya, dalam usaha mengobati kerisauan hatinya, ia akan makan atau ngemil terus. Akibatnya, tanpa disadari berat tubuhnya semakin naik. 

Kegemukan juga bisa terjadi sebagai akibat sampingan ketika orang mencari pengganti sebuah kebiasaan. Sebagai contoh, ada orang yang menghentikan kebiasaan merokok kemudian menjadi gemuk. Hal ini terjadi karena ia mengganti rokok dengan makanan alias ngemil. Dari sudut pandang psikologi, rokok memberi kepuasan oral yang kurang didapat semasa kecil. 

4. Faktor sosial-budaya

Ada anggapan yang berlaku dalam suatu masyarakat tertentu bahwa gemuk merupakan pertanda sehat dan simbol kemakmuran. Orang gemuk dianggap berkecukupan dan terawat baik. Sementara bertubuh kurus dianggap aib, karena mencirikan kurang makan atau makannya tidak terurus. 

Sejak kecil anak-anak dipaksa makan banyak, dipuji-puji kalau makannya banyak dan dimarahi bahkan ditakut-takuti kalau makannya cuma sedikit. Tidak heran kalau lantas banyak yang terbiasa makan banyak dan tidak berhenti makan walaupun sudah kenyang. Kebiasaan ini akan diturunkan ke generasi berikutnya. 

5. Kelainan hormonal atau metabolisme

Orang yang metabolismenya cepat bisa diibaratkan sebagai mobil yang boros bensin. Badannya mudah sekali menghabiskan Kalori. Sebaliknya, dengan orang yang metabolismenye lambat. Badannya sangat hemat mengeluarkan Kalori sehingga banyak "tabungannya" dalam bentuk lemak. Untuk membantu menguras lemak yang tidak dikehendaki, ia dianjurkan untuk berolahraga secara teratur. 

Metabolisme lambat bisa disebabkan oleh beberapa penyebab. Misalnya karena kelenjar tiroid yang kurang aktif. Bisa juga karena kelainan yang disebut hipogonadisme, yaitu keadaan yang terjadi akibat menurunnya aktivitas kelenjar kelamin. Bisa pula karena sindroma Cushing, yaitu kelainan metabolisme yang disebabkan oleh hiperaktivitas kelenjar adrenal kortikal. (intisari)
















No comments:

Post a Comment