Perkembangan pesat gadget seperti smartphone merubah peta marketing secara digital di Indonesia. Konsumsi mobile device tersebut menurut survei InMobi telah melebihi konsumsi televisi dan laptop. Maka memasarkan produk lewat sebuah ‘klik’ di telepon genggam menjadi senjata ampuh. Itulah kira-kira pesan yang tersampaikan dalam Mobile Marketing Seminar 2012 yang digelar oleh Buzz City di Hotel Grand Kemang pada 31 Mei 2012.
Hal itu diamini oleh Nokia sebagai salah satu pemasar utama mobile device di Indonesia.
“Rata-rata orang Indonesia mengakses media itu selama 5 jam per hari. Porsi akses menggunakan mobile device menjadi yang terbesar, yaitu selama 106 menit dari 5 jam tersebut, melebihi akses lewat televisi,” kata Ari Fadyl, Head of Consumer Engagement Nokia kawasan Asia Tenggara.
"Konsumen pun harus dirangkul lewat konsep ‘engage‘, bukan hanya ‘impression‘. XL selaku salah satu provider terbesar di tanah air hadir dengan konsep anytime anywhere. Kita selalu berusaha untuk hadir setiap saat untuk para pelanggan. Itulah usaha kami dalam me-engage costumer,” kata Wijaya Santoso, Head of Mobile Advertising XL Aviata.
So-Lo-Mo
Sebuah konsep pun diapungkan sebagai bentuk atensi terhadap reaksi pasar kepada mobile device. So-Lo-Mo, Social Location Mobile, dianggap merepresentasikan behavior pelanggan di tanah air. “Sekarang ini tahunnya So-Lo-Mo. Mobile device sudah semakin murah, dan setiap orang sekarang punya account di media sosial,” lanjut Fadyl.
Fadyl kemudian menerangkan lebih lanjut konsep So-Lo-Mo tersebut. “Social, karena orang Indonesia itu kulturnya amat sosial. Sedangkan Location, merunut pada kondisi geografi Indonesia. Indonesia merupakan negara luas yang terdiri dari berbagai pulau. Konsep engage antar pelanggan dari satu lokasi ke lokasi lain menjadi amat penting."
“Sedangkan Mobile, karena sudah jelas, device ini menjadi pilihan utama orang kita untuk akses media. Kita bangun tidur, langsung pegang handphone atau smartphone.” sambung Fadyl. Maka dengan penguasaan konsep tersebut, suatu produk dapat menguasai pasar lewat mobile marketing.
Lebih lagi, memasarkan lewat mobile device, baik lewat mobile website maupun banner-nya yang tinggal klik, biayanya jauh lebih murah dibanding harus memasarkan lewat televisi. Hal itu seperti yang diutarakan Wijaya Santoso kepada para peserta seminar,”Jadi jangan takut untuk membangun mobile website atau beriklan di dalamnya”.
Sumber : the-marketeers
No comments:
Post a Comment